Perjalanan sebelum berwirausaha di Catering Kita dilalui penuh warna-warni oleh Shinta Dyan K, sang owner. Pengalamannya membangun usaha catering dibagikan kepada peserta arisan Mapan yang terselanggara di Hotel Mahajaya, Denpasar pada 29 April 2018.
Shinta diundang untuk sharing di acara tersebut karena panitia ingin memberikan inspirasi dan semangat kepada ibu-ibu peserta arisan Mapan, agar berani untuk memulai berwirausaha.
Setelah dua narasumber selesai sharing, Shinta mulai bercerita dengan dibantu slide presentasi disampingnya.
Judul sharing nya adalah “Terpaksa” ber Wirausaha.
Ya, Shinta dulunya sebelum wirausaha adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Mojokerto – Jawa Timur. Kurang lebih 14 tahun profesi PNS itu dijalaninya.
Hingga suatu saat pada tahun 2013 memutuskan hijrah ke Denpasar, Bali dengan melepas status PNS nya. Hal ini dilakukan karena tekad bulat mengikuti dan tinggal bersama suami yang telah berada di Bali sejak tahun 1996.
Setelah tinggal di Denpasar, beragam aktivitas profesi dan usaha telah dilakoni oleh Shinta. Mulai dari membuka warung yang sukses (bangkrut), kemudian mencoba kerja di sebuah perusahaan arsitektur namun berhenti juga. Kemudian mencoba sewakan pakaian, sepi. Jualan nasi pecel di mobil, diuber-uber satpol PP. Hingga akhirnya sewa tempat untuk warung nasi pecel. Ujung-ujung nya cuma 3 bulan dan mendapati kecapekan yang luar biasa.
Suami nya, Hendra sudah berwirausaha sejak tahun 2002 punya perusahaan pembuatan website bernama BOC Indonesia. Ketika Shinta merintis warung pada tahun 2013, suaminya membuatkan website yang niatannya membantu dapatkan order diluar warung. Website nya fokus pada penyediaan catering di Bali.
Website tersebut dioptimasi agar menjuara muncul di halaman pertama pencarian Google untuk melayani kebutuhan orang yang butuh catering ketika di Bali. Kemudian media sosial nya pun dioptimasi agar selalu update dengan kegiatan-kegiatan catering.
Suaminya menyadari bahwa Shinta bukanlah sosok sales marketing yang piawai jualan di dunia offline. Maka cara paling logis agar kegiatan sales marketing tetap jalan tanpa melibatkan Shinta adalah harus memperkuat konten secara online. Website dan media sosial lah yang paling berperan mendatangkan orderan bagi Catering Kita. Hampir 90% orderan catering, nasi kotak dan tumpeng adalah datangnya dari online.
Semoga sharing dari owner Catering Kita mampu membangkitkan semangat berani berwirausaha bagi ibu-ibu peserta arisan mapan. Yakinlah bahwa Tuhan Maha Kaya bagi umatNya yang mau berusaha.